Pengertian dan Jenis-Jenis Loyalitas
by. Salman Paludi ~ Pebruari 2017
by. Salman Paludi ~ Pebruari 2017
Pengertian Loyalitas
Dalam dunia bisnis, istilah loyalitas telah
digunakan untuk melukiskan kesediaan pelanggan untuk terus berlangganan pada
sebuah perusahaan dalam jangka panjang, dengan membeli dan menggunakan barang
serta jasanya secara berulang-ulang dan lebih baik lagi secara eksklusif, dan
dengan sukarela merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada temanteman
dan rekan-rekannya.
Loyalitas atau kesetiaan pelanggan tidak terbentuk
dalam waktu singkat, tetapi melalui proses belajar dan pengalaman pembelian
jasa secara konsisten sepanjang waktu. Tantangan besar bagi pemasar jasa tidak
hanya terletak dalam memberikan alasan yang tepat kepada calon pelanggan untuk
berbisnis dengan mereka, tetapi juga membuat pelanggan yang ada tetap loyal dan
bahkan menambah penggunaan jasanya. Beberapa
strategi untuk membangun basis pelanggan setia, seperti:
1) Fokus
pada pelanggan utama.
2) Secara
proaktif menghasilkan kepuasan pelanggan yang tinggi dalam setiap transaksi.
3) Mengantisipasi
kebutuhan pelanggan dan menanggapinya sebelum pesaing.
4) Membangun
hubungan lebih dekat dengan pelanggan.
Efek loyalitas bagi perusahaan adalah memberikan
sumber pendapatan terus-menerus dalam kurun waktu bertahun-tahun. Perlu
digarisbawahi bahwa, loyalitas hanya akan berlanjut sepanjang pelanggan
merasakan bahwa mereka menerima nilai yang lebih baik (termasuk kualitas yang
lebih tinggi) dibandingkan dengan yang dapat diperoleh dengan beralih kepada
penyedia jasa lain.
Pelanggan loyal didefinisikan sebagai himpunan pelanggan yang memiliki sikap
mendukung terhadap perusahaan, berkomitmen untuk membeli kembali produk atau
jasa perusahaan, dan merekomendasikan produk atau jasa perusahaan kepada orang
lain. Loyalitas pelanggan terjadi ketika ada pembelian berulang oleh pelanggan
yang sama dan kesediaan mereka untuk merekomendasikan produk kepada pelanggan
lain tanpa imbalan langsung.
Banyak
perusahaan mengandalkan kepuasan pelanggan sebagai jaminan keberhasilan di
kemudian hari tetapi kemudian kecewa mendapati bahwa para pelanggannya yang
merasa puas dapat berbelanja produk pesaing tanpa ragu-ragu. Sebaliknya,
loyalitas pelanggan tampaknya ukuran yang lebih dapat diandalkan untuk
memprediksi pertumbuhan penjualan dan keuangan. Berbeda dari kepuasan, yang
merupakan sikap, loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku membeli.
Pelanggan yang loyal adalah orang yang :
1. Melakukan
pembelian berulang secara teratur
2. Membeli
produk antar lini produk dan jasa
3. Mereferensikan
kepada orang lain
4. Menunjukan
kekebalan terhadap tarikan pesaing
Setiap kali pelanggan membeli, ia bergerak melalui
siklus pembelian. Pembeli pertama kali akana bergerak melui lima langkah, yaitu
: pertama, menyadari produk, dan kedua, melakukan pembelian awal. Kemudian,
pembeli bergerak melalui dua tahap pembentukan sikap, yang satu disebut
“evaluasi pasca pembelian” dan yang lainnya disebut “keputusan membeli
kembali”. Bila keputusan konsumen membeli kembali telah disetujui, langkah
kelima, pembelian kembali, akan mengikuti. Urutan dari pembelian, evaluasi
pasca-pembelian, dan keputusan membeli kembali, dengan demikian membentuk
lingkaran pembelian kembali yang berulang beberapa kali, atau beberapa ratus
kali, selama terjalin hubungan antara pelanggan dengan perusahaan dan produk
serta jasanya. Hal tersebut terlihat seperti gambar berikut :
Jenis - Jenis Loyalitas
Loyalitas
dipengaruhioleh dua kaktor, yaitu keterikatan yang tinggi terhadap produk atau
jasa tertentu dibandingkan terhadap produk atau jasa potensial pesaing, dan
pembelian berulang. Ada empat jenis loyalitas, yaitu :
1. Tanpa loyalitas. Untuk berbagai alasan, beberapa pelanggan tidak
mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Keterikatan
terhadap suatu produk atau jasa tertentu yang rendah dikombinasikan dengan
tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukana tidak adanya loyalitas.
2. Loyalitas yang
lemah. Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian ulang yang tinggi
menghadilkan loyalitas yang lemah (inertia
loyalty). Pelanggan ini membeli karena kebiasaan. Ini adalah jenis
pembelian “karena kami selalu menggunakannya” atau “karena sudah terbiasa”.
Dengan kata lain, faktor nonsikap dan faktor situasi merupakan alasan utama
mrmbeli. Pembeli ini merasakan tingkat kepuasan tertentu dengan perusahaan,
atau minimal tiada ketidakpuasan yang nyata. Loyalitas jenis ini paling umum
terjadi pada produk yang sering dibeli. Pembeli ini rentan beralih ke produk
pesaing yang dapat menunjukan manfaat yang jelas. Memungkinkan bagi perusahaan
untuk untuk mengubah loyalitas lemah ke dalam bentuk loyalitas yang lebih
tinggi dengan secara aktif mendekati pelanggan dan meningkatkan diferensiasi
positif di benak pelanggan mengenai produk atau jasa perusahaan tersebut
dibandingkan produk atau jasa perusahaan lain.
3. Loyalitas
tersembunyi. Tingkat keterikatan yang tinggi digabung dengan tingkat pembelian
yang rendah menunjukan loyalitas tersembunyi (latent
loyalty). Bila pelanggan
memiliki loyalitas yang tersembunyi, pengaruh situasi dan bukan pengaruh sikap
yang mementukan pembelian berulang. Dengan memahami faktor situasi yang berkontribusi
pada loyalitas tersembunyi, perusahaan dapat menggunakan strategi untuk
mengatasinya, seperti menambah variasi produk atau layanan jasa tertentu yang
lebih mengakomodir kebutuhan pelanggan sehingga dapat mempengaruhi pelanggan
untuk membeli ulang.
4. Loyalitas premium,
adalah jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi bila ada tingkat
keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian ulang yang juga tinggi. Ini
merupakan jenis loyalitas yang lebih disukai untuk semua pelanggan di setiap
perusahaan. Pada tingkat keterikatan paling tinggi tersebut, orang bangga
karena menemukan dan menggunakan produk tertentu dan senang membagi pengetahuan
mereka dengan teman dan keluarga. Para pelanggan seperti ini akan menjadi
pendukung vokal produk tersebut dan selalu menyarankan orang lain untuk
membelinya.
baca juga : Loyalitas Destinasi
baca juga : Loyalitas Destinasi
Sumber pustka
:
Lovelock,
Christopher H. dan Lauren K. Wright, 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. Cetakan
II. Indeks. Jakarta
Singh, Harkiranpal,
2006. “The Importance of Customer Satisfaction in Relation to Customer Loyalty
and Retention,” UTCI Working Paper, WP-06-06.
Akbar M.M and
Parvez, 2009. Impact of Service Quality, Trust, and Customer Satisfaction
Loyalty, ABAC Journal, Vol. 29, No.1.Januari, 24-38.
Griffin, Jill,
2005, Customer Loyalty = Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan,
Jakarta : Erlangga
No comments:
Post a Comment