oleh : Salman Paludi
Kehadiran internet membawa dampak perubahan yang besar bagi seseorang menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain. Jarak dan waktu bukan halangan lagi bagi seseorang untuk berbagi informasi kepada orang lain. Informasi yang disampaikan seseorang tidak hanya terbatas hanya berita suatu kejadian saja tetapi juga informasi mengenai produk-produk tertentu. Dengan besarnya angka pengguna internet di Indonesia dan diperkirakan akan naik secara signifikan dari tahun ke tahun maka pengguna internet di Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial bagi perusahan untuk memasarkan produk-produknya.
Kehadiran internet membawa dampak perubahan yang besar bagi seseorang menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain. Jarak dan waktu bukan halangan lagi bagi seseorang untuk berbagi informasi kepada orang lain. Informasi yang disampaikan seseorang tidak hanya terbatas hanya berita suatu kejadian saja tetapi juga informasi mengenai produk-produk tertentu. Dengan besarnya angka pengguna internet di Indonesia dan diperkirakan akan naik secara signifikan dari tahun ke tahun maka pengguna internet di Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial bagi perusahan untuk memasarkan produk-produknya.
Keputusan pembelian menjadi suatu
hal yang penting untuk diperhatikan karena hal ini tentu akan menjadi suatu
pertimbangan bagaimana suatu strategi pemasaran yang akan dilakukan perusahaan
berikutnya. Dalam memasarkan produknya, perusahaan memerlukan suatu komunikasi
dengan para konsumen atau masyarakat pada umumnya, karena dengan adanya
komunikasi maka konsumen dapat mengetahui produk yang ditawarkan oleh
perusahaan.
Word of mouth (WOM ) marketing atau berita dari
mulut ke mulut merupakan salah satu strategi dalam bauran promosi yang termasuk dalam
bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix). Ketika konsumen sudah memakai sebuah produk,
maka konsumen akan melakukan penilaian terhadap produk tersebut dan jika suatu
produk tersebut mampu memberi kepuasan dan kesan baik kepada konsumen, maka
kemungkinan besar akan terjadi WOM positif di antara konsumen dan calon
konsumen laninya. Begitu juga sebaliknya, jika suatu produk belum
mampu memberikan kepuasan kepada konsumennya, maka kemungkinan besar akan
terjadi WOM negatif di antara konsumen dan calon
konsumen laninya. Rekomendasi dari pelanggan lain biasanya
dianggap lebih dipercaya ketimbang promosi yang berasal dari perusahaan dan
dapat sangat mempengaruhi keputusan orang lain untuk menggunakan (atau
menghindari) suatu jasa.
WOM lebih cepat menyebar dengan adanya internet.
Dengan internet seseorang dapat memanfaatkan komuniksi melalui website, email atau situs-situs jejaring sosial seperti Tweeter, Myspace, atau Facebook untuk mencari atau memberikan informasi
mengenai suatu produk-produk tertentu tak terkecuali informasi atau produk
wisata yang menyertakan foto-foto tempat wisata tersebut. Dengan memanfaatkan
internet, berita dari mulut ke mulut (WOM)
tersebut istilahnya berubah menjadi e-WOM atau electronic
word of mouth.
Dunia virtual
berbasis internet seperti Second Life
dan jejaring sosial seperti Facebook dan
Linkedln menawarkan peluang
komunikasi dan pembelajaran bagi pemasar. Second
Life memiliki format dan kampanye iklan virtual di berbagai komunitas,
dengan fungsi bisnis yang sama seperti di dunia nyata. Seiring dengan makin
maraknya jejaring sosial, pemasar mulai menggunakan aplikasi untuk
mengidentifikasikan siapa yang berpengaruh dalam menyebarkana berita dari mulut
ke mulut mengenai jasa tertentu. Pemasar yang ingin memetik keuntungan dari
jaringan yang kaya ini perlu mengingat satu hal, bahwa mereka berada dalam
komunitas di mana orang-orang tidak ingin diganggu oleh para pemasar. Oleh
karena itu, pemasar harus menggunakan cara kreatif untuk berinteraksi dengan
orang-orang di dalam jaringan ini.
Indonesia yang
merupakan Negara kepulauan yang kaya akan ragam budaya serta objek-objek wisatanya
telah menjadi daerah tujuan wisata baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Namun demikian, perkembangan industri pariwisata Indonesia mengalami pasang
surut sebagai akibat adanya perubahan ekonomi global serta akibat faktor-faktor
lain dari dalam negeri, seperti krisis ekonomi, politik, berbagai bencana alam,
teror bom, dan lain-lain.
Pengelolaan
destinasi pariwisata bersifat kompleks sebagai akibat karakteristik yang
berbeda-beda dari masing-masing destinasi. perbedaan karakteristik tersebut
mempengaruhi pemilihan media sosial (situs jaringan, internet, Facebook dan Tweeter) yang ditujukan untuk wisatawan oleh
destinasi pariwisata, dengan tujuan menata kualitas, pelayanan dan promosi guna
meningkatkan jumlah dan kualitan kunjungan wisatawan.
Maraknya
penggunaan kamera digital mempermudah seseorang untuk berbagi gambar suatu
daerah objek wisata yang dikunjunginya ke orang lain melalui situs-situs jejaring sosial.
Informasi mengenai suatu objek wisata yang awalnya dari satu seorang bisa
menyebar secara cepat ke orang lain dengan adanya internet. Dengan demikian
suatu objek wisata bisa lebih dikenal masyarakat melalui e-WOM ini. Namun demikian, penggunaan media sosial (situs
jaringan, internet, Facebook dan Tweeter)
masih menghadapi berbagai kendala dalam kaitannya memenuhi kebutuhan informasi
bagi pengguna, termasuk informasi tentang destinasi pariwisata. Adapun kendala
yang dihadapi dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1 : Kendala Penggunaan Sosial
Media di Destinasi Pariwisata
Media
|
Kendala
|
Situs
Jaringan
|
1.
Update informasi di situs
jaringan yang terlambat mengakibatkan wisatawan tidak memperoleh informasi
terkini (up to date) tentang
destinasi pariwisata (seperti produk, acara (event), pelayanan (service),
transportasi (transportations).
2.
Terbatasnya
jumlah sumber daya manusia (SDM) lokal di destinasi pariwisata yang mampu
mengorganisasikan informasi destinasi pariwisata di situs, sehingga
bergantung pada konsultan.
3.
Terbatasnya
situs dengan fitur interaktif.
4.
Pada
destinasi pariwisata tertentu, masih terkendala dengan dukungan jaringan
komuniasi.
|
Facebook
|
Penggunaan
Facebook terkait dengan topik, jika
topiknya menarik dapat tanggapan besar. Topik-topik yang menarik dapat saja
dibuat pengelola destinasi pariwisata (seperti topik liburan musim panen apel
di Batu Malang dan topik liburan musim upacara Ngaben di Bali). Diperlukan
kreativitas yang tinggi bagi pengelola destinasi pariwisata yang menggunakan
situs jejaring sosial Facebook
sebagai ajang mempromosikan produknya.
|
Twitter
|
Penggunaan
Twitter erat kaitannya dengan figure, sehingga jika sosial media ini
akan digunakan dalam pengelolaan destinasi pariwisata maka pemilihan figure harus menjadi pertimbangan
utama agar distribusi atau sebaran informasi dapat merata ke semua strata
yang ada di masyarakat.
|
Terlepas dari semua kendala pada tabel 1.1 di
atas, harus diakui bahwa penggunaan sosial media pada desinasi pariwisata dapat
memperoleh keuntungan, antara lain (1) mempercepat waktu penyampaian informasi
terkait dengan destinasi pariwisata dari masyarakat ke pemerintah, atau
sebaliknya dari pemerintah ke masyarakat; (2) memotong jalur birokrasi karena
substansi yang akan disampaikan langsung dapat dikirim ke institusi atau
lembaga dan orang yang benar-benar terkait; dan (3) informasi yang disampaikan
bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap pemangku kepentingan (stakeholders) pengelola destinasi
pariwisata
daftar pustaka :
Paludi, Salman, 2016. Analisis Pengaruh Electronic Word Of Mouth (E-Wom) Terhadap Citra Destinasi, Kepuasan Wisatawan, Dan Loyalitas Destinasi Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan Jakarta Selatan. Tesis, MM IBN Jakarta
Lovelock, Christopher
et.al, 2011. Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi . New Jersey: Pearson Prentice
Hall
Prasiasa, Dewa Putu Oka, 2013. Destinasi
Pariwisata Berbasis Masyarakat, Jakarta, Salemba Humanika
No comments:
Post a Comment