Suasana
Suasana restoran harus berinovasi dan
kreatif untuk menciptakan rasa nyaman kepada pelanggan saat menyantap makanan
dan minuman. Suasana merupakan elemen yang juga penting untuk diperhatikan guna
menarik minat berkunjung dari para pelanggan. Menurut Mill (2001) Suasana
adalah perasaan hati yang telah di set dalam sebuah Restoran. Secara signifikan
suasana yang suram dapat menambah atau mengurangi kenikmatan makanan dari
pengalaman makan. Pada penelitian
Ryu, Lee and Kim (2012) menunjukkan bahwa atmosfer merupakan komponen yang
menonjol dari pengalaman bersantap. Oleh karena itu, pengelola restoran harus
terus merencanakan, membangun, mengubah, dan mengendalikan lingkungan fisik
restoran untuk menetapkan citra khas yang membedakannya dari para pesaingnya.
Menurut Kasigris
dan Thomas (2006) Suasana adalah satu yang tidak bisa diabaikan. Berikut adalah
beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1.
Cahaya
Pencahayaan merupakan pertimbangan
lingkungan yang paling penting dalam pelayanan makanan. Pencahayaan yang baik
mampu meningkatkan mood pada area
makan. Keberadaan seseorang pada area makan yang bercahaya mampu membuat orang
untuk berpikir dengan baik.
2.
Warna
Pada ruang makan, sistem pencahayaan dan
skema warna harus bekerja sama untuk meningkatkan lingkungan. Sebuah warna itu
tergantung pada sumber cahayanya, karena seperti yang anda tahu bahwa warna
yang sama bisa terlihat sangat berbeda bila dilihat dengan berbagai jenis
intensitas cahaya. Warna dapat digunakan untuk menyampaikan tema, gaya, wilayah
geografis, cara hidup atau bahkan iklim.
3.
Tingkat
kebisingan
Beberapa pemilik restoran mengatur volume
suara dengan harapan bisa menciptakan rasa yang terjadi di ruang makan. Yang
menjadi tantangan bukan dengan memiliki volume yang keras di tiap restoran,
tapi untuk mencapai tingkat suara dengan kualitas dan volume yang cukup
sehingga tamu akan memperhatikan dan menikmatinya, sehingga bisa berkomunikasi dengan nyaman.
4.
Suhu
dan Kelembaban
Kenyamanan individu adalah masalah
sederhana dalam menyeimbangkan suhu tubuh seseorang dengan lingkungan sekitar.
Tubuh mengeluarkan panas dengan tiga cara : Konveksi, penguapan dan radiasi.
5.
Sistem
Pemanas dan pendingin
Gerakan menciptakan perbedaan suhu antara
kulit dan udara. kombinasi yang tepat dari suhu dan kelembaban relatif untuk
membuat orang merasa nyaman. Tantangan bagi manajer dan perencana jasa makanan
adalah menemukan zona nyaman sambil memperhatikan bau, kebisingan, dan kualitas
udara.
6.
Ventilasi
dan kualitas udara dalam ruangan
Ventilasi adalah bagian dari
keseluruhan suasana. Rencanakan pemanasan, ventilasi dan AC dengan baik,
sehingga dapat memberikan suasana yang konsisten yang nyaman saat terjadi
perubahan suhu.
Dekorasi
Mendirikan restoran tidak terlepas dari
persiapan awal yaitu tata ruang dan rancang bangun yang sesuai dengan kebutuhan
operasional restoran secara keseluruhan. Menurut Sumarsono (2015) Desain
interior sebuah restoran merupakan investasi tersendiri dan penting terhadap
laju berkembangnya bisnis di bidang restoran. Desain interior berkaitan dengan
penciptaan kondisi psikologis seseorang. Untuk itu, inti penciptaan desain
interior sebuah restoran adalah memvisualkan suasana nyaman dan indah. Dalam
penelitian Ryu dan Han (2010) Selain makanan dan layanan, pengaturan fisik yang
menyenangkan (misalnya, desain interior yang inovatif dan dekorasi, musik yang
menyenangkan, pencahayaan, skema warna yang unik, suasana, tata letak yang
luas, pengaturan meja yang menarik, dan staf layanan yang menarik) akan
menentukan sebagian besar tingkat kepuasan dan loyalitas pelanggan secara
keseluruhan.
Menurut
Mudie & Pirrie dalam Tjiptono dan Chandra (2012), setidaknya terdapat enam
faktor yang harus dipertimbangkan secara cermat menyangkut tata letak fasilitas
jasa:
1.
Perencanaan
Spasial
Aspek-aspek
seperti proporsi, simetri, tekstur dan warna perlu diintergrasikan dan dirancang secara cermat untuk menstimulasi
respon intelektual maupun respon emosional dari para pemakai atau orang yang
melihatnya. Respon semacam inilah yang dipersepsikan sebagai kualitas visual.
Kualitas ini dapat dimanipulasi atau dikendalikan perancang untuk menciptakan
lingkungan tertentu yang mampu mendorong terbentuknya respon pelanggan
sebagaimana dikehendaki penyedia jasa.
2.
Perencanaan
Ruangan
Faktor
ini mencakup perancangan interior dan arsitektur, seperti penempatan perabotan
dan perlengkapannya dalam ruangan, desain aliran sirkulasi dan lain-lain.
3.
Perlengkapan/Perabotan
Perlengkapan/perabotan
memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai sarana pelindung barang-barang
berharga berukuran kecil, sebagai barang pajangan, sebagai tanda penyambutan
bagi para pelanggan, dan sebagai sesuatu yang menunjukkan status pemilik atau
penggunanya.
4.
Tata
Cahaya
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain tata cahaya adalah cahaya di siang
hari, warna, jenis dan sifat aktivitas yang dilakukan di dalam ruangan,
persepsi penyedia jasa akan tugasnya, tingkat ketajaman penglihatan, dan
suasana yang diinginkan (tenang, damai, segar, riang, gembira dan lain-lain).
5.
Warna
Banyak
orang yang meyakini bahwa warna memiliki bahasanya sendiri, di mana warna dapat
menstimulasi perasaan dan emosi spesifik. Warna dapat dimanfaatkan untuk
berbagai macam keperluan, misalnya untuk meningkatkan efisiensi dalam ruangan
kerja, menimbulkan kesan rileks, dan meningkatkan nafsu makan saat makanan
dihidangkan.
6.
Pesan-pesan
yang disampaikan secara grafis
Aspek
penting yang saling terkait dalam faktor ini adalah penampilan visual,
penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan, dan pemilihan
bentuk perwajahan lambang atau tanda yang dipergunakan untuk maksud tertentu
(misalnya, penunjuk arah/tempat, keterangan/informasi, dan sebagainya).
daftar pustaka :
Paludi, Salman; Intansarie, Ratih: Pengaruh Kualitas Produk, Suasana dan Dekorasi Terhadap Kepuasan Pelanggan (Study Kasus : Restoran Two Stories Bogor), Prosiding Seminar Nasional & Call for Paper Pengembangan SDM Pariwisata Berkelanjutan, STIE Pariwisata Internasional-2018 . hal 77-113
Mill, Robert Christie Mill. 2001. Restaurant Management Customers, Operations
and Employees. New Jersey: Prentice-Hall
Ryu, Kisang, Hye- Rin Lee, Woo Gon Kim. 2012. The Influence of the quality of physical
environment, food, and service on restaurant image, customer perceived value,
customer satisfaction, and behavioral intentions. : International Journal
Of Contemporary Hospitality Management.
Kasitgris, Costas dan Chris Thomas. 2006. Design and Equipment for Restaurants and
Foodservice. New Jersey: John Willey Inc.
Sumarsono, Dicky. 2015. Semua orang bisa menjalankannya Luar biasa bisnis Restoran di Indonesia.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ryu, dan Han. 2010. Influence of Physical Environment on Disconfirmation, Customer
Satisfaction, and Customer Loyalty for First-time and Repeat Customers in
Upscale Restaurant. : International CHRIE conference-Refereed Track Vol.24.
Tjiptono, Fandy dan Chandra Gregorius. 2012. Pemasaran Strategik: Edisi 2.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
No comments:
Post a Comment