Friday, February 15, 2019

Pengertian Suasana dan Dekorasi


Suasana

Suasana restoran harus berinovasi dan kreatif untuk menciptakan rasa nyaman kepada pelanggan saat menyantap makanan dan minuman. Suasana merupakan elemen yang juga penting untuk diperhatikan guna menarik minat berkunjung dari para pelanggan. Menurut Mill (2001) Suasana adalah perasaan hati yang telah di set dalam sebuah Restoran. Secara signifikan suasana yang suram dapat menambah atau mengurangi kenikmatan makanan dari pengalaman makan. Pada penelitian Ryu, Lee and Kim (2012) menunjukkan bahwa atmosfer merupakan komponen yang menonjol dari pengalaman bersantap. Oleh karena itu, pengelola restoran harus terus merencanakan, membangun, mengubah, dan mengendalikan lingkungan fisik restoran untuk menetapkan citra khas yang membedakannya dari para pesaingnya.
Menurut Kasigris dan Thomas (2006) Suasana adalah satu yang tidak bisa diabaikan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan  :
1.    Cahaya
     Pencahayaan merupakan pertimbangan lingkungan yang paling penting dalam pelayanan makanan. Pencahayaan yang baik mampu meningkatkan mood pada area makan. Keberadaan seseorang pada area makan yang bercahaya mampu membuat orang untuk berpikir dengan baik.
2.    Warna
     Pada ruang makan, sistem pencahayaan dan skema warna harus bekerja sama untuk meningkatkan lingkungan. Sebuah warna itu tergantung pada sumber cahayanya, karena seperti yang anda tahu bahwa warna yang sama bisa terlihat sangat berbeda bila dilihat dengan berbagai jenis intensitas cahaya. Warna dapat digunakan untuk menyampaikan tema, gaya, wilayah geografis, cara hidup atau bahkan iklim.
3.    Tingkat kebisingan
     Beberapa pemilik restoran mengatur volume suara dengan harapan bisa menciptakan rasa yang terjadi di ruang makan. Yang menjadi tantangan bukan dengan memiliki volume yang keras di tiap restoran, tapi untuk mencapai tingkat suara dengan kualitas dan volume yang cukup sehingga tamu akan memperhatikan dan menikmatinya, sehingga  bisa berkomunikasi dengan nyaman.
4.    Suhu dan Kelembaban
     Kenyamanan individu adalah masalah sederhana dalam menyeimbangkan suhu tubuh seseorang dengan lingkungan sekitar. Tubuh mengeluarkan panas dengan tiga cara : Konveksi, penguapan dan radiasi.
5.    Sistem Pemanas dan pendingin
     Gerakan menciptakan perbedaan suhu antara kulit dan udara. kombinasi yang tepat dari suhu dan kelembaban relatif untuk membuat orang merasa nyaman. Tantangan bagi manajer dan perencana jasa makanan adalah menemukan zona nyaman sambil memperhatikan bau, kebisingan, dan kualitas udara.
6.    Ventilasi dan kualitas udara dalam ruangan
Ventilasi adalah bagian dari keseluruhan suasana. Rencanakan pemanasan, ventilasi dan AC dengan baik, sehingga dapat memberikan suasana yang konsisten yang nyaman saat terjadi perubahan suhu.

Dekorasi


Mendirikan restoran tidak terlepas dari persiapan awal yaitu tata ruang dan rancang bangun yang sesuai dengan kebutuhan operasional restoran secara keseluruhan. Menurut Sumarsono (2015) Desain interior sebuah restoran merupakan investasi tersendiri dan penting terhadap laju berkembangnya bisnis di bidang restoran. Desain interior berkaitan dengan penciptaan kondisi psikologis seseorang. Untuk itu, inti penciptaan desain interior sebuah restoran adalah memvisualkan suasana nyaman dan indah. Dalam penelitian Ryu dan Han (2010) Selain makanan dan layanan, pengaturan fisik yang menyenangkan (misalnya, desain interior yang inovatif dan dekorasi, musik yang menyenangkan, pencahayaan, skema warna yang unik, suasana, tata letak yang luas, pengaturan meja yang menarik, dan staf layanan yang menarik) akan menentukan sebagian besar tingkat kepuasan dan loyalitas pelanggan secara keseluruhan.
Menurut Mudie & Pirrie dalam Tjiptono dan Chandra (2012), setidaknya terdapat enam faktor yang harus dipertimbangkan secara cermat menyangkut tata letak fasilitas jasa:
1.    Perencanaan Spasial
     Aspek-aspek seperti proporsi, simetri, tekstur dan warna perlu diintergrasikan dan  dirancang secara cermat untuk menstimulasi respon intelektual maupun respon emosional dari para pemakai atau orang yang melihatnya. Respon semacam inilah yang dipersepsikan sebagai kualitas visual. Kualitas ini dapat dimanipulasi atau dikendalikan perancang untuk menciptakan lingkungan tertentu yang mampu mendorong terbentuknya respon pelanggan sebagaimana dikehendaki penyedia jasa.
2.    Perencanaan Ruangan
     Faktor ini mencakup perancangan interior dan arsitektur, seperti penempatan perabotan dan perlengkapannya dalam ruangan, desain aliran sirkulasi dan lain-lain.
3.    Perlengkapan/Perabotan
     Perlengkapan/perabotan memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai sarana pelindung barang-barang berharga berukuran kecil, sebagai barang pajangan, sebagai tanda penyambutan bagi para pelanggan, dan sebagai sesuatu yang menunjukkan status pemilik atau penggunanya.
4.    Tata Cahaya
     Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain tata cahaya adalah cahaya di siang hari, warna, jenis dan sifat aktivitas yang dilakukan di dalam ruangan, persepsi penyedia jasa akan tugasnya, tingkat ketajaman penglihatan, dan suasana yang diinginkan (tenang, damai, segar, riang, gembira dan lain-lain).
5.    Warna
     Banyak orang yang meyakini bahwa warna memiliki bahasanya sendiri, di mana warna dapat menstimulasi perasaan dan emosi spesifik. Warna dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, misalnya untuk meningkatkan efisiensi dalam ruangan kerja, menimbulkan kesan rileks, dan meningkatkan nafsu makan saat makanan dihidangkan.
6.    Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis
     Aspek penting yang saling terkait dalam faktor ini adalah penampilan visual, penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan, dan pemilihan bentuk perwajahan lambang atau tanda yang dipergunakan untuk maksud tertentu (misalnya, penunjuk arah/tempat, keterangan/informasi, dan sebagainya).


daftar pustaka :


Mill, Robert Christie Mill. 2001. Restaurant Management Customers, Operations and Employees. New Jersey: Prentice-Hall

Ryu, Kisang, Hye- Rin Lee, Woo Gon Kim. 2012. The Influence of the quality of physical environment, food, and service on restaurant image, customer perceived value, customer satisfaction, and behavioral intentions. : International Journal Of Contemporary Hospitality Management.

Kasitgris, Costas dan Chris Thomas. 2006. Design and Equipment for Restaurants and Foodservice. New Jersey: John Willey Inc.

Sumarsono, Dicky. 2015. Semua orang bisa menjalankannya Luar biasa bisnis Restoran di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ryu, dan Han. 2010. Influence of Physical Environment on Disconfirmation, Customer Satisfaction, and Customer Loyalty for First-time and Repeat Customers in Upscale Restaurant. : International CHRIE conference-Refereed Track Vol.24.

Tjiptono, Fandy dan Chandra Gregorius. 2012. Pemasaran Strategik: Edisi 2. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Sunday, June 24, 2018

Begini hasil survey kepuasan pengunjung Setu Babakan, harga jajanan yang mahal menjadi sorotan khusus

oleh : Salman Paludi
Hasil survey pengunjung Setu Babakan pada tahun 2015-2016 yang dilakukan terhadap 280 data responden, dimana intensitas responden dalam mengunjungi Setu Babakan seluruhnya minimal dua kali, hal ini dimaksudkan agar responden lebih mengetahui situasi dan kondisi Setu Babakan. Mayoritas responden telah mengujungi lebih dari lima kali yaitu sebanyak 37,9% dan responden bersuku Jawa dan Betawi yang paling mendominasi yaitu sekitar 73%. Untuk alamat atau tempat tinggal, responden yang beralamat di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang paling mendominasi yaitu sekitar 55%. Untuk jenis kelamin, hampir 60% responden berjenis kelamin pria. Untuk status perkawinan, mayoritas responden atau 66,4% belum menikah, hal ini menjadi wajar karena mayoritas usia responden masih berusia 17-22 tahun, yaitu sebanyak 44,3% dan pekerjaan mayoritas responden adalah pelajar/mahasiswa, yaitu 38,6%. Pengeluaran perbulannya pun masih didominasi angka dibawah satu juta perbulannya, yaitu sebanyak 33,6%. Untuk tingkat pendidikan, SMU/D1 adalah mayoritas pendidikan terakhir responden, yaitu sebanyak 50%. 

Kepuasan Wisatawan
Dimensi kepuasan wisatawan yang terdiri dari tujuh dimensi, seluruhnya memiliki penilaian negatif yang relatif tinggi dari pengunjung. Untuk dimensi penginapan, keragaman pilihan penginapan menjadi hal yang paling tinggi dimana sekitar 21% pengunjung menyatakan tidak puas. Hal ini dikarenakan belum adanya penginapan atau hotel di sekitar Setu Babakan, yang ada hanyalah rumah singgah yang jumlahnya terbatas. Untuk atraksi wisata, keragaman atraksi budaya menjadi hal yang paling banyak penilaian negatif dari pengunjung dimana sekitar 16% pengunjung menyatakan tidak puas. Hal ini disebabkan karena pagelaran atraksi budaya hanya diadakan pada hari-hari tertentu saja, yaitu hari Minggu atau hari-hari lain yang khusus dijadwalkan. Sehingga pengunjung yang datang pada hari-hari biasa tidak bisa menyaksikan atraksi budaya.
Mengenai perbelanjaan, keragaman toko penjual barang cenderamata memiliki tingkat ketidakpuasan tertinggi dari pengunjung, yaitu sekitar 19%. Untuk keragaman makanan yang tersedia juga memiliki tingkat ketidakpuasan tertinggi yaitu sekitar 17%. Selain itu kenyamanan tempat makan serta harga-harga belanja juga menjadi sorotan khusus, dimana sekitar 14% pengunjung tidak puas dengan kenyamanan tempat makan dan sekitar 13% menyatakan tidak puas dengan harga-harga makanan. Hal ini disebabkan karena belum dikelolannya lokasi penjual makanan, minuman dan cenderamata di Setu Babakan dengan baik dan teratur.
Untuk aksesibilitas, lokasi parkir dan ketersdiaan informasi menjadi hal yang paling banyak mendapat penilaian negatif. Sekitar 18% pengujung menyatakan tidak puas dengan lokasi parkir yang tersedia. Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa lokasi parkir yang tersedia adalah badan jalan yang mengelilingi danau sehingga sering memacetkan arus lalu lintas. Untuk dimensi lingkungan, kebersihan danau memiliki tingkat ketidakpuasan tertinggi, yaitu sekitar 10,7%. Hal ini diakibatkan masih belum maksimalnya kesadaran warga dalam menjaga kebersihan danau , sampah yang berasal dari sungai masih sering masuk ke danau walaupun sudah ada tim khusus yang menangani kebersihan danau dan lingkungan Setu Babakan

daftar pustaka : 

Tuesday, June 5, 2018

Peran Electronic Word of Mouth (e-WOM) Dalam Mempromosikan Destinasi Pariwisata

oleh : Salman Paludi
Kehadiran internet membawa dampak perubahan yang besar bagi seseorang menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain. Jarak dan waktu bukan halangan lagi bagi seseorang untuk berbagi informasi kepada orang lain. Informasi yang disampaikan seseorang tidak hanya terbatas hanya berita suatu kejadian saja tetapi juga informasi mengenai produk-produk tertentu. Dengan besarnya angka pengguna internet di Indonesia dan diperkirakan akan  naik secara signifikan dari tahun ke tahun maka pengguna internet di Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial bagi perusahan untuk memasarkan produk-produknya.
Keputusan pembelian menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana suatu strategi pemasaran yang akan dilakukan perusahaan berikutnya. Dalam memasarkan produknya, perusahaan memerlukan suatu komunikasi dengan para konsumen atau masyarakat pada umumnya, karena dengan adanya komunikasi maka konsumen dapat mengetahui produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Word of mouth (WOM ) marketing atau berita dari mulut ke mulut merupakan salah satu strategi dalam bauran promosi yang termasuk dalam bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix).  Ketika konsumen sudah memakai sebuah produk, maka konsumen akan melakukan penilaian terhadap produk tersebut dan jika suatu produk tersebut mampu memberi kepuasan dan kesan baik kepada konsumen, maka kemungkinan besar akan terjadi WOM  positif di antara konsumen dan calon konsumen laninya. Begitu juga sebaliknya, jika suatu produk belum mampu memberikan kepuasan kepada konsumennya, maka kemungkinan besar akan terjadi WOM  negatif di antara konsumen dan calon konsumen laninya. Rekomendasi dari pelanggan lain biasanya dianggap lebih dipercaya ketimbang promosi yang berasal dari perusahaan dan dapat sangat mempengaruhi keputusan orang lain untuk menggunakan (atau menghindari) suatu jasa. 
WOM  lebih cepat menyebar dengan adanya internet. Dengan internet seseorang dapat memanfaatkan komuniksi melalui website, email atau situs-situs  jejaring sosial seperti Tweeter, Myspace, atau Facebook untuk mencari atau memberikan informasi mengenai suatu produk-produk tertentu tak terkecuali informasi atau produk wisata yang menyertakan foto-foto tempat wisata tersebut. Dengan memanfaatkan internet, berita dari mulut ke mulut (WOM) tersebut istilahnya berubah menjadi e-WOM   atau electronic word of mouth.
Dunia virtual berbasis internet seperti Second Life dan jejaring sosial seperti Facebook dan Linkedln menawarkan peluang komunikasi dan pembelajaran bagi pemasar. Second Life memiliki format dan kampanye iklan virtual di berbagai komunitas, dengan fungsi bisnis yang sama seperti di dunia nyata. Seiring dengan makin maraknya jejaring sosial, pemasar mulai menggunakan aplikasi untuk mengidentifikasikan siapa yang berpengaruh dalam menyebarkana berita dari mulut ke mulut mengenai jasa tertentu. Pemasar yang ingin memetik keuntungan dari jaringan yang kaya ini perlu mengingat satu hal, bahwa mereka berada dalam komunitas di mana orang-orang tidak ingin diganggu oleh para pemasar. Oleh karena itu, pemasar harus menggunakan cara kreatif untuk berinteraksi dengan orang-orang di dalam jaringan ini. 
Indonesia yang merupakan Negara kepulauan yang kaya akan ragam budaya serta objek-objek wisatanya telah menjadi daerah tujuan wisata baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun demikian, perkembangan industri pariwisata Indonesia mengalami pasang surut sebagai akibat adanya perubahan ekonomi global serta akibat faktor-faktor lain dari dalam negeri, seperti krisis ekonomi, politik, berbagai bencana alam, teror bom, dan lain-lain.
Pengelolaan destinasi pariwisata bersifat kompleks sebagai akibat karakteristik yang berbeda-beda dari masing-masing destinasi. perbedaan karakteristik tersebut mempengaruhi pemilihan media sosial (situs jaringan, internet, Facebook dan Tweeter) yang ditujukan untuk wisatawan oleh destinasi pariwisata, dengan tujuan menata kualitas, pelayanan dan promosi guna meningkatkan jumlah dan kualitan kunjungan wisatawan. 
Maraknya penggunaan kamera digital mempermudah seseorang untuk berbagi gambar suatu daerah objek wisata yang dikunjunginya ke orang lain  melalui situs-situs jejaring sosial. Informasi mengenai suatu objek wisata yang awalnya dari satu seorang bisa menyebar secara cepat ke orang lain dengan adanya internet. Dengan demikian suatu objek wisata bisa lebih dikenal masyarakat melalui e-WOM   ini. Namun demikian, penggunaan media sosial (situs jaringan, internet, Facebook dan Tweeter) masih menghadapi berbagai kendala dalam kaitannya memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna, termasuk informasi tentang destinasi pariwisata. Adapun kendala yang dihadapi dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1 : Kendala Penggunaan Sosial Media di Destinasi Pariwisata
Media
Kendala
Situs Jaringan
1.    Update informasi di situs jaringan yang terlambat mengakibatkan wisatawan tidak memperoleh informasi terkini (up to date) tentang destinasi pariwisata (seperti produk, acara (event), pelayanan (service), transportasi (transportations).
2.    Terbatasnya jumlah sumber daya manusia (SDM) lokal di destinasi pariwisata yang mampu mengorganisasikan informasi destinasi pariwisata di situs, sehingga bergantung pada konsultan.
3.    Terbatasnya situs dengan fitur interaktif.
4.    Pada destinasi pariwisata tertentu, masih terkendala dengan dukungan jaringan komuniasi.

Facebook
Penggunaan Facebook terkait dengan topik, jika topiknya menarik dapat tanggapan besar. Topik-topik yang menarik dapat saja dibuat pengelola destinasi pariwisata (seperti topik liburan musim panen apel di Batu Malang dan topik liburan musim upacara Ngaben di Bali). Diperlukan kreativitas yang tinggi bagi pengelola destinasi pariwisata yang menggunakan situs jejaring sosial Facebook sebagai ajang mempromosikan produknya.

Twitter
Penggunaan Twitter erat kaitannya dengan figure, sehingga jika sosial media ini akan digunakan dalam pengelolaan destinasi pariwisata maka pemilihan figure harus menjadi pertimbangan utama agar distribusi atau sebaran informasi dapat merata ke semua strata yang ada di masyarakat.


Terlepas dari semua kendala pada tabel 1.1 di atas, harus diakui bahwa penggunaan sosial media pada desinasi pariwisata dapat memperoleh keuntungan, antara lain (1) mempercepat waktu penyampaian informasi terkait dengan destinasi pariwisata dari masyarakat ke pemerintah, atau sebaliknya dari pemerintah ke masyarakat; (2) memotong jalur birokrasi karena substansi yang akan disampaikan langsung dapat dikirim ke institusi atau lembaga dan orang yang benar-benar terkait; dan (3) informasi yang disampaikan bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap pemangku kepentingan (stakeholders) pengelola destinasi pariwisata

baca juga : Pengertian e-WOM

daftar pustaka : 


     Lovelock, Christopher et.al, 2011. Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi . New Jersey: Pearson Prentice Hall

    Prasiasa, Dewa Putu Oka, 2013. Destinasi Pariwisata Berbasis Masyarakat, Jakarta, Salemba Humanika

CARA MUDAH menghitung pangkat & akar pangkat 2,3,4,10, dst. di excel


Cara mudah mengetik rumus matematika di Microsoft Word


Thursday, March 16, 2017

Citra Destinasi Setu Babakan Mempengaruhi Loyalitas Pengunjungnya

Pengaruh antara Citra Destinasi dengan Loyalitas Destinasi


Komunitas OSEBA
Semakin baik citranya semakin loyal juga pengunjungnya. Setu Babakan yang identik dengan Kebudayaan Betawi, pada umumnya mayoritas pengunjungnya adalah masyarakat sekitar Setu Babakan atau dari daerah lain yang relatif dekat ke Jakarta Selatan, seperti Jakarta Timur, Depok dan Bekasi. Hal ini terlihat dari hasil penelitian pada tahun 2016 dimana mayoritas pengunjung dari Jakarta Selatan sebanyak 28,6%, Jakarta Timur sebanyak 26,4%, Bekasi 19,3%, Depok 10,7% dan sisanya dari daerah lain seperti Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Bogor, dll. Mayoritas responden berasal dari suku Jawa sebanyak 42,9% dan bersuku Betawi sebanyak 30,7%. Dengan adanya Setu Babakan sebagai objek wisata menjadikan alternatif pilihan bagi warga Jakarta dan sekitarnya untuk mengisi waktu luang seperti berolah raga, berekreasi, melihat pagelaran kebudayaan Betawi, wisata kuliner khas Betawi, dan lain-lain  dengan biaya yang dikeluarkan relatif murah. Jika citra Setu Babakan sebagai Perkampungan Budaya Betawi dengan lingkungan yang masih asri tetap terjaga baik maka loyalitas pengunjung akan baik, namun jika citranya buruk maka pengujung akan beralih ke tempat-tempat lain yang lebih baik.
Acara serta hiburan yang ditampilkan menjadi penilaian tersendiri bagi pengunjung dalam menilai suatu objek wisata. Jika Setu Babakan sepi hiburan maka citranya akan buruk di masyarakat dan tentu saja masyarakat akan enggan berkunjung atau kembali lagi ke Setu Babakan. Berdasarkan angket responden dapat dilihat bahwa sekitar 30% responden masih ragu dan tidak setuju terhadap informasi dari internet mengenai acara yang disajikan di Setu Babakan beragam dan menarik. Informasi mengenai acara mayoritas berisi hiburan tradisional yang kemasan acaranya masih sederhana sehingga kurang menarik bagi sebagian orang. Selain itu belum ada atraksi wisata yang menarik yang dapat dinikmati seluruh keluarga selain danau dan acara tradisonal Betawi.
Salah satu sisi gedung di Setu Babakan
Akses jalan serta infrastruktur penunjang menjadi perhatian penting bagi pengunjung dalam menilai dan mengunjungi Setu Babakan. Jika kondisinya memadai maka citranya akan baik dan tentu saja pengunjung akan datang kembali di lain waktu, namun jika kondisinya buruk maka tentu saja pengunjung akan enggan kembali lagi. Berdasarkan data angket responden dapat diketahui bahwa sekitar 50% responden ragu-ragu dan tidak setuju bahwa fasilitas umum di Setu Babakan terawat dan memadai. Kondisi jalan juga dinilai masih kurang, dimana sekitar 40% responden meragukan dan tidak setuju bahwa kondisi jalan di Setu Babakan citrnya bagus.
Dimensi harga dan nilai, terutama harga makanan dan minuman yang dijual di PBB Setu Babakan juga harus diperhatikan. Berdasarkan data deskripsi variabel Citra destinasi, jumlah responden yang meragukan kewajaran harga makanan dan minuman sebesar 25,7% dan yang menyatakan tidak wajar sekitar 11%. Jika hal ini terus berlanjut maka citra Setu Babakan akan buruk bagi para pecinta kuliner, dan bukan tidak mungkin pengunjung akan beralih ke tempat-tempat lain untuk membeli  makanan & minuman sejenis yang harganya relatif lebih murah.
Saran
Pengelola PBB Setu Babakan hendaknya meningkatkan kuantitas serta kualitas acara-acara dan hiburan yang ditampilkan, termasuk menciptakan terobosan-terobosan baru dalam acara musik dan kesenian yang berciri khas Betawi namun disukai berbagai lapisan masyarakat, terutama anak-anak muda, termasuk mengadakan acara dan kegiatan yang dilaksanakan pada malam hari sehingga potensi wisata Setu Babakan dapat dikembangkan secara maksimal. Selain itu atraksi wisata yang tersedia hendaknya dibuat beragam dan benar-benar unik dan menjadi ciri khas Setu Babakan namun dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga yang datang;
Pengelola PBB Setu Babakan hendaknya meningkatkan meningkatkan keamanan, menjaga kebersihan danau dan lingkungan sekitar, menjaga sikap dan keramahan pedagang dan warga sekitar, pengadaan lokasi parkir yang memadai, dan menciptakan suasana lingkungan yang sejuk dan nyaman dengan cara merawat pohon serta fasilitas-fasilitas umum yang tersedia.  Selain itu hendaknya diadakannya pembinaan para pedagang sehingga kebersihan dan kualitas barang dagangannya tetap terjamin dan harga-harga barang dagangan juga harus diperhatikan sehingga pengunjung merasa nyaman dan tidak merasa dirugikan
Selain homestay, di area PBB Setu Babakan hendaknya dibuat hotel-hotel atau tempat penginapan yang memadai, yang sebelum pembangunannya diawali dengan perencanaan dan studi kelayakan yang matang di sekitar lokasi objek wisata tanpa meninggalkan aspek norma dan kultural masyarakat sekitar. Keberadaan hotel-hotel ini diharapkan akan meningkatkan daya tarik pengunjung terutama pengunjung dari luar daerah. Peran serta masyarakat sangat diharapkan dalam mendukung pembangunan hotel-hotel atau penginapan ini, baik sebagai investor, karyawan hotel, maupun sebagai pelaku bisnis pendukung hotel-hotel tersebut sehingga tingkat perekonomian masyarakat dapat ditingkatkan.

baca juga : 

Citra destinasi mempengaruhi Kepuasan wisatawan Setu Babakan


sumber : 

Monday, March 13, 2017

Citra destinasi mempengaruhi Kepuasan wisatawan Setu Babakan

Pengaruh antara Citra destinasi dengan Kepuasan wisatawan
Semakin baik komponen pelayanan suatu produk wisata maka akan semakin baik pula tingkat kepuasan pengunjungnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2016, dari sembilan dimensi penyusun Citra destinasi, delapan dimensi mempengaruhi Citra destinasi  PBB Setu Babakan, yaitu : wisata alam, acara dan hiburan, atraksi bersejarah/budaya, infrastruktur, aksesibilitas, relaksasi, kegiatan luar ruangan serta harga dan nilai, sedangkan satu dimensi, yaitu : lingkungan PBB Setu Babakan, tidak mempengaruhi Citra destinasinya.
Untuk dimensi lingkungan, berdasarkan angket terlihat bahwa penilaian responden mengenai informasi yang didapat dari internet mengenai keamanan di Setu Babakan terjamin, sekitar 30% menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju akan hal tersebut. Hal ini terkait dengan keamanan pengunjung pada malam hari, selain minimnya lampu penerangan sekitar danau, tenaga kemananan yang bertugas juga dirasa masih kurang, terutama kemananan di lokasi parkir yang belum terpusat lokasinya. Untuk kebersihan, sekitar 34% ragu-ragu dan tidak setuju bahwa informasi yang beredar di internet bahwa kebersihan Setu Babakan terjaga baik. Kebersihan danau dipengaruhi air dari sungai yang masuk ke danau, sehingga bila air sungai kotor atau membawa sampah maka sampah tersebut akan masuk ke danau. Sudah ada petugas kebersihan danau yang didukung satu perahu boot namun terkadang petugas kebersihan baru bekerja pada pagi hari setelah banyak pengunjung yang datang, sehingga pengunjung masih melihat banyak sampah di danau. Selain itu kerapihan sekitar danau dinilai masih kurang, diantaranya jalan yang tidak rata, pagar di pinggir danau yang rusak, lampu penerangan yang rusak, dan keberadaan para pedagang yang belum teroganisir.
Untuk hal suasana, sekitar 20% responden meragukan dan tidak setuju bahwa informasi yang didapat dari internet bahwa di Setu Babakan suasananya menyenangkan. Hal ini terlihat dari kurang terawatnya sebagian sisi danau dan pohon-pohon pelindungnya sehingga terkesan gersang. Selain itu juga penilaian responden mengenai keramahan warga sekitar masih ada sekitar 15% yang ragu dan ketidaksetujuannya mereka mengenai keramahan warga sekitar di Setu Babakan. Hal ini terjadi terutama pada malam hari dimana pengunjung dilarang masuk oleh warga sekitar ke lokasi PBB Setu Babakan.
Setu Babakan yang memiliki citra sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi yang masih asri dan menarik perhatian pengunjungnya untuk menikmati objek wisata alam berupa danau dan atau pagelaran kesenian Betawi sambil menikmati kuliner khas Betawi di pinggiran kota Jakarta dengan biaya murah meriah. Jika pengujung yang datang mengalami hal yang sesuai dengan gambarannya maka kepuasan pengunjung akan tercipta. 
Berkembang pesatnya teknologi informasi dan foto digital memungkinkan seorang fotografer mengambil gambar/foto lingkungan Setu Babakan pada sudut-sudut tertentu serta mengeditnya agar terlihat menjadi sangat rimbun dan sejuk, namun tidak seluruhnya benar jika melihat kondisi langsung di lapangan. Foto-foto tersebutlah yang nanatinya akan beredar di internet dan diakses masyarakat khususnya para calon pengunjung. Setu Babakan yang lokasinya masih di Jakarta, khususnya Jakarta Selatan, pengguna internet menganggap memiliki keadaan lingkungan yang relatif sama dalam hal keamanan, kebersihan, keramahan warga sekitar, suasana lingkungan  serta keadaan cuaca dengan lokasi-lokasi lain di Jakarta, khususnya Jakarta Selatan. Jika Setu Babakan memiliki lingkungan yang benar-benar beda dengan wilayah lain di Jakarta maka akan Setu Babakan akan memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjungnya. Dengan demikian lingkungan yang sejuk dan asri harus benar-benar diciptakan di Setu Babakan untuk memuaskan pengunjung yang datang.

baca juga : Kepuasan tidak mempengaruhi loyalitas pengunjung Setu Babakan

sumber :